Penyebab Anak Berbohong Dan Cara Mengatasinya

Selain memiliki anak yang soleh dan cerdas bunda dan yanda sudah pasti juga ingin memiliki anak yang jujur. Namun, seiring berkembangnya pola fikir anak tanpa kita sadari si  buah hati terkadang suka melakukan kebohongan. Berbohong adalah mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan keadaan. Menurut Ibung (2009, 71) kebiasaan berbohong pada anak dapat dilakukan dengan beberapa bentuk yaitu:

  1. Memutar balikan keadaan.
  2. Melebih-lebihkan, anak menceritakan sesuatu dengan mengombinasikan antara kebenaran dan khayalannya.
  3. Membual, anak menceritakan sesuatu yang tidak ia lakukan atau tidak ia alami, dengan seolah-olah ia sendiri mengalami atau merasakanya.
  4. Melepas tanggung jawab dengan melemparkan kesalahan diri sendiri pada orang lain termasuk di dalamnya adalah fitnah.

Dan berikut ini merupakan faktor penyebab anak berbohong :

  1. Kebohongan yang menutupi kondisi dirinya

Menyadari dirinya masih kecil dan belum mampu melakukan tindakan hebat, anak menggunakan cerita untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada dirinya.

2. Anak ingin menunjukkan superioritas dibanding anak-anak lain

Karena superiotas pada anak identik dengan pengalaman yang hebat, maka anak mungkin melebih-lebihkan cerita tentang apa yang baru saja dilakukannya. Seperti pengalaman anak berkunjung ke museum akan dibumbui dengan cerita sianak menjadi pilot pesawat tempur.

3. Faktor situasional yang mengancam

Untuk menghindari hukuman atas kesalahan yang telah ia lakukan anak terkadang akan melakuakn kebohongan untuk menghindari hukuman yang mungkin ia terima.

4. Berbohong juga dapat dilakukan anak untuk menutupi perbuatannya

Misalnya, ketika anak melakukan kesalahan anak langsung mencari kambing hitam untuk menutupi kesalahannya.

5. Berbohong juga dapat terjadi karena imitasi berbohong,

di mana anak berbohong karena ingin meniru orang lain. Anak meniru tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang-orang disekitarnya, terutama orang tua. Jadi jangan heran jika orang tua pembohong maka anak juga pembohong.

6. Berbohong karena ingin pujian.

Anak melakukan kebohongan karena ingin mendapat pujian dari orang-orang di sekitarnya, walaupun anak harus berbohong tentang hal-hal yang tidak dilakukanya.

Berdasarkan faktor penyebab anak berbohong sebagaimana yang telah dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan bahwa rendahnya rasa percaya diri pada diri anak dapat menyebabkan anak melakukan perbuatan berbohong untuk meningkatkan rasa percaya dirinya, anak merasa tidak aman jika berkata jujur seperti disaat anak melakukan kesalahan dan anak mengakui kesalahannya orang tua sering kali memarahi anak atas kejujurannya, dan anak berbohong karena meniru lingkungan sekitarnya.

Menurut Isna ada beberapa cara orangtua untuk membentuk karakter kejujuran:

  1. Hindari memberikan label “pembohong” kepada anak meskipun dia melakukan kebohongan
  2. Jangan Bohongi Anak
  3. Jangan Memberi Contoh Berbohong.

Oleh karena itu untuk mengatasi perilaku tidak jujur/berbohong pada diri anak orang tua/guru harus membiasakan anak untuk berkata jujur. Membiasakan jujur pada anak dapat dilakukan dengan:

  1. Memberi rasa aman pada anak disaat ia berkata jujur

Seorang anak akan merasa aman untuk berkata jujur, apabila semua orang disekitar anak dapat menghargai kejujuran yang dilakukan oleh anak tersebut. Jika anak dimarahi setelah mengatakan kejujuran maka kejujuran akan berimage negatif bagi anak, namun sebaiknya ucapkan terimakasih pada anak setelah ia mengatakan kejujuran agar terbangun image positif pada diri anak.

2. Perilaku orang tua dan lingkungan

Orang tua dan lingkungan anak harus menghargai disaat anak mengatakan jujur agar anak tidak takut untuk mengungkapkan kejujuran. Selain itu orang tua juga harus memberikan contoh berperilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari agar perilaku jujur tertanam didalam diri anak.

3.Memberi reward/hadiah

Memberi reward/hadiah setelah anak melakukan beberapa kejujuran akan membuat anak merasa bangga terhadap kejujurannya. Reward yang diberikan tidak mesti dalam bentuk benda mahal tapi juga bisa dalam bentuk pujian.

4. Tanamkan bahwa Allah Maha melihat dan Maha mendengar (Al Basir dan As Sami).

Sumber :

Eka Izzati Rita. (2017). Perilaku Anak Prasekolah. Jakarta. PT Elex Komputindo.

Hendarwi Endah. (2019). Implementasi Nilai Kejujuran Pada Anak Usia Dini Melalui Media Ular Tangga.  Media Of Teaching Oriented and Children. Vol. 3. No. 01

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *